TANGERANG, LENSABANTEN.CO.ID– Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di PT Victory Chingluh Indonesia, Kabupaten Tangerang, memicu curahan hati para mantan pekerjanya di media sosial. Perusahaan yang memproduksi sepatu untuk merek internasional itu dikabarkan mem-PHK sekitar 3.000 karyawan.
Video suasana di lingkungan pabrik tersebut pertama kali diunggah oleh akun TikTok Lensa Banten pada Jumat, 31 Oktober 2025. Unggahan itu langsung viral dan ramai dikomentari warganet yang mengaku sebagai mantan pekerja pabrik sepatu tersebut.
Salah satu warganet dengan akun @ganggading menilai keputusan perusahaan didorong oleh tingginya upah di Tangerang. Ia menyebut langkah pemindahan produksi ke Jawa Tengah lebih menguntungkan secara bisnis.
“Gajinya kegedean, ya milih pindah ke Jawa. Di sana UMR 2 juta, di Tangerang 5 juta. Harga sepatu sama, pengusaha mana yang mau rugi,” tulisnya.
Akun @yudihro91 berpendapat langkah yang dilakukan perusahaan bukan sepenuhnya PHK. Ia menilai kebijakan tersebut lebih kepada efisiensi sistem kerja yang ditawarkan kembali kepada pekerja.
“Ini bukan PHK, tapi efisiensi sistem penawaran. Yang menolak bisa bekerja kembali seperti biasa,” ujarnya.
Sementara akun @pitttli, yang juga mengaku sebagai salah satu buruh terdampak, membagikan pesan penuh semangat untuk rekan-rekannya. Ia mengajak sesama korban PHK untuk tetap optimis menghadapi situasi sulit tersebut.
“Saya juga salah satu di antara mereka yang terkena PHK. Semangat buat semua. Kehilangan pekerjaan bukan berarti kehilangan rezeki,” tulisnya.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Andi Kristiantono, memberikan penjelasan. Ia mengatakan, perusahaan berdalih jumlah pesanan dari mitra global menurun sehingga tidak mampu menopang jumlah tenaga kerja yang mencapai 15 ribu orang.
BACA JUGA : BLACKPINK Siap Guncang GBK! Dua Hari Penuh Aksi dan Kejutan di Tur Dunia “DEADLINE” Jakarta
“Mereka beralasan order berkurang dan tidak cukup untuk menopang jumlah tenaga kerja yang mencapai sekitar 15 ribu orang. Akibatnya, sekitar 3.000 buruh menjadi korban PHK,” ujar Andi, pada Kamis, 30 Oktober 2025.
Namun, KASBI menilai alasan tersebut tidak sepenuhnya masuk akal. Berdasarkan hasil investigasi internal, grup perusahaan yang sama justru masih menerima banyak pesanan dari brand internasional.
“PT Chingluh Cikupa, yang masih satu grup dengan PT Victory Chingluh Indonesia, justru tengah kebanjiran order. Ini menunjukkan alasan penurunan pesanan tidak sepenuhnya benar,” tegasnya.
Serikat buruh menduga PHK massal ini merupakan bagian dari strategi efisiensi besar-besaran dengan dalih ekonomi global. Mereka menilai tujuan sebenarnya adalah menekan biaya operasional dengan memindahkan produksi ke daerah dengan upah buruh lebih rendah.
Ribuan buruh kini harus menghadapi ketidakpastian di tengah kondisi ekonomi yang belum pulih pasca-pandemi. Curahan hati mereka di media sosial menjadi cerminan keresahan dunia kerja yang semakin rentan.









