KOTA TANGERANG, LENSABANTEN.CO.ID – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang, Herman Suwarman, menekankan pentingnya pemutakhiran data dan identifikasi akar masalah dalam percepatan penurunan stunting di wilayahnya.
Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kota Tangerang.
Herman, yang juga Ketua TPPS Kota Tangerang, menyoroti bahwa penurunan stunting merupakan prioritas nasional yang memerlukan langkah terintegrasi, khususnya terkait penataan keluarga dan verifikasi data.
Saat ini, Kota Tangerang memiliki 53.132 Keluarga Berisiko Stunting (KRS) dari total 265.185 keluarga atau sekitar 20%.
“Sinergitas antara pihak terkait penting untuk memastikan data KRS dimanfaatkan secara optimal pada tahun 2024,” ujar Herman dalam siaran pers Pemkot Tangerang, Selasa, 10 September 2024.
KRS mencakup keluarga dengan anak remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0-23 bulan dari keluarga miskin. Faktor risiko utama meliputi rendahnya pendidikan orang tua, buruknya sanitasi, serta ketersediaan air minum yang tidak layak.
Herman menambahkan, penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem memerlukan pendekatan multisektoral, dengan pendataan dan pemutakhiran keluarga sebagai kunci intervensi.
Ia berharap seluruh pihak dapat bekerja bersama secara sistematis dan terintegrasi untuk menurunkan angka stunting di Kota Tangerang.
“Yang penting bukan seberapa sering pertemuan diadakan, tetapi menemukan akar permasalahan dan segera menanganinya,” tutup Herman.