![](https://lensabanten.co.id/wp-content/uploads/2024/06/Selamat-2.png)
JAKARTA, LENSABANTEN.CO.ID – Dalam rangka memperingati Hari Musik Nasional yang jatuh pada 9 Maret 2025, Yayasan Bakti Wartawan Nusantara bersama Forum Wartawan Hiburan (Forwan) Indonesia akan menggelar acara Diskusi Riang Gembira bertajuk “Ngulik Soal Musik Dangdut: #MusikDangdutTelahMendunia, Saatnya Musik Dangdut Diakui Unesco.”
Diskusi ini menjadi upaya penting untuk mendorong percepatan pengakuan musik dangdut sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Unesco.
Beberapa tahun terakhir, pengajuan musik dangdut sebagai warisan budaya Indonesia kepada Unesco telah dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek RI.
Namun, hingga saat ini, belum ada keputusan resmi terkait pengakuan tersebut. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi Sutrisno Buyil, Ketua Umum Forwan Indonesia. Ia menegaskan bahwa wartawan hiburan merasa prihatin dengan status pengajuan dangdut yang masih terkatung-katung.
“Melalui diskusi ini, kami ingin menggali apa yang menjadi hambatan dan bagaimana solusinya,” ujar Sutrisno dalam sebuah wawancara.
Diskusi ini akan melibatkan berbagai narasumber yang memiliki kontribusi besar terhadap musik dangdut dan industri hiburan tanah air, termasuk produser musik Agi Sugiyanto, pencipta lagu hits Yogi RPH, dan pedangdut internasional Fitri Carlina.
Agi Sugiyanto mengungkapkan dukungannya terhadap acara ini, karena tujuannya sangat mulia.
“Musik dangdut sudah saatnya mendapatkan pengakuan internasional, dan saya siap berbagi pandangan dalam diskusi ini,” kata Agi.
Selain itu, Yogi RPH, pencipta lagu fenomenal “Lagi Syantik,” juga menyatakan kesiapan untuk menjadi bagian dari diskusi.
Ia berharap acara ini bisa menjadi langkah awal untuk mempercepat proses pengakuan dangdut oleh Unesco, yang tidak hanya penting bagi musik, tetapi juga untuk memperkenalkan budaya Indonesia di mata dunia.
Acara ini juga diharapkan dapat mengundang perhatian para pemangku kebijakan, dengan harapan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia akan menjadi Keynote Speaker.
Kehadiran Rhoma Irama, Raja Dangdut yang merupakan salah satu penggagas awal pengajuan dangdut ke Unesco juga dianggap sangat penting untuk memperkuat diskusi dan memberikan kontribusi ide yang bernilai.
Musik dangdut sendiri sudah dikenal luas, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri. Aliran musik yang khas dengan irama koplo dan lirik yang menggugah hati ini telah menjadi identitas budaya Indonesia di kancah internasional.
Dengan adanya diskusi ini, diharapkan proses pengakuan Unesco dapat lebih dipercepat, serta memberi dampak positif bagi citra Indonesia di dunia. (san/) #foto: dokpri
![](https://lensabanten.co.id/wp-content/uploads/2024/06/Selamat-2.png)