KOTA TANGERANG, LENSABANTEN.CO.ID— Polemik mengenai tunjangan kinerja (tukin) staf dan dosen Universitas Muhammadiyah (UMT) Tangerang kembali mencuat setelah sejumlah pihak mengeluhkan tidak dibayarkannya hak mereka. Ahmad Amarullah, Mantan Rektor UMT Periode sebelumnya, memberikan klarifikasi mengenai persoalan tersebut.
“Seperti yang diisukan kita belum membayar gaji itu salah ya, yang benar tunjangan kinerja dan itu berbeda. Kalau gaji setiap habis ngajar, sebulan sekali dibayar awal bulan, kalau tukin memang ada ketentuannya dan dia sebagian di rapel ya kalau memungkinkan ada setiap bulan itu kan tergantung pemasukan yang kita dapat dari mahasiswa ya,” tegas Amarullah kepada awak media pada saat acara penetapan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Terpilih di Ballroom Hotel Novotel, Kota Tangerang, Kamis 9 Januari 2025.
Ia mengatakan untuk tidak terlalu membesar-besarkan permasalahan ini, dan beranggapan bahwa kejadian seperti ini bukan hanya terjadi di UMT.
“Ada yang teriak-teriak mungkin ya paling satu dua orang dari 1.000 dosen dan karyawan, buktinya mana ada demo, dari para yang ribuan pekerja itu enggak ada yang demo ya, mereka memahami bahwa UMT itu adalah sebuah perahu besar kalau mereka membuat perahu besar ini oleng lalu terbalik ya jadi celaka semua gitu, sesungguhnya ini adalah bagian yang mungkin saja terjadi di perguruan tinggi lain,” ujarnya.
Pasalnya, Ia pun menjelaskan perlu adanya pengorbanan, yang di mana fokusnya kepada mahasiswa seperti pengembangan fasilitas kampus, dan tujuannya untuk pelayanan yang terbaik.
“Universitas butuh waktu yang panjang, ini adalah produk awal, perlu pengorbanan, uang yang ada enggak di kemana-manain, apalagi yang disebut itu uangnya dipakai untuk saya sebagai Rektor kemudian mencalonkan diri, enggak ada, malahan uang itu dipakai untuk membangun gedung 12 lantai, plaza 19 lantai yang dulunya kumuh sekarang jadi enak membuat mahasiswa bisa belajar sambil deprok-deprok, ya kantin yang dulunya ungu jadi seperti food code ada parkir yang berjenjang sampai enam lantai yang mana dari mahasiswa untuk mahasiswa, kita akan terus bangun pondasi-pondasi pelayanan yang terbaik untuk mahasiswa,”katanya.
Meski demikian, Amarullah mebeberkan pernyataannya terkait Organisasi Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMT yang kemarin sempat membuat pergerakan terhadap kejadian ini.
“Kemudian kalau BEM yang lalu sempat membuat gerakan-gerakan, ya saya enggak ngerti ya, orang yang enggak dibayar 13 bulan aja tenang-tenang saja, enggak ada yang demo gitu ya, akhirnya ada semacam ya namanya salah kaprah tapi lepas dari semua itu tetap pada pada intinya untuk memberikan layanan penyediaan terbaik diisi oleh para dosen-dosen yang punya kapasitas dan punya dedikasi yang luar biasa walaupun tidak atau belum sempat dipenuhi secara maksimal hak-haknya ya, walaupun gajinya setiap bulan dibayar ini saya kira tukin yang belum terbayar itu mereka yakin akan dibayar cuma memang ada saatnya nanti juga menjadi tabungan diakhir nanti,” imbuhnya.
Sepertinya rekaman wawancara saya tidak diketik secara manual tapi menggunakan aplikasi tanpa edit…hasilnya 1 kalimat panjang dg pokok kalimat yg buanyak dan tanda koma koma yg gak jelas…jadi bukan sekedar lucu membacanya tapi juga bias.. Kedepan supaya lebih sempurna
pinter ngeles