Ahmad Syailendra (Pengamat Politik)
Kampanye merupakan metode yang dilakukan oleh peserta pemilihan kepala daerah serentak 2024 dalam rangka mengenalkan diri dan Visi, misi serta programnya selama lima tahun ke depan jika terpilih. Hal ini mesti terbilang sudah biasa di lakukan pada saat pemilihan umum, antar Calon legislative (Caleg) DPR RI tandem dengan Caleg DPRD Provinsi dan caleg DPRD Kabupaten Kota, namun hal baru dalam rangka pemilihan kepala daerah serentak. Suguhan suguhan yang di berikan oleh partai dan atau tim pengusung sudah barang tentu di lakukan dengan kreatif dan seefektif mungkin dalam rangka mengenalkan pasangan calonnya masing-masing.
Tahapan kampanye sudah di mulai pasca penetepan calon tanggal 22 september 2024, gongnya tiga (3) hari setelah penetepan yakni tanggal 25 September 2024 – 23 November 2024 di lakukan kegiatan kampanye. Kegiatan yang bisa di lakukan yakni Pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka dan dialog, debat publik atau debat terbuka antar Pasangan Calon, penyebaran Bahan Kampanye kepada umum, pemasangan Alat Peraga Kampanye, dan kegiatan lain yang tidak melanggar larangan Kampanye dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Mendongkrak popularitas dan elektabilitas menjadi suatu keharusan pasangan calon, tidak boleh diam pada masa kampanye, mesti memanfaatkan ruang dan waktu dalam rangka menajamkan pengenalan sosok dan program yang di jual. Maka daripada itu, metode survey untuk melihat kekuatan dan kelemahan dan peluang serta ancaman menjadi sangat penting. Guna mengkalkulasi Gerakan tambal sulam untuk mencapai progres yang di inginkan. Sikap masyarakat yang masih terlena dengan uforia Pileg pilpres harus menjadi perhatian para calon, sekali lagi penulis pernah menuangkan dalam tulisan sebelumnya, bahwa partisipasi pemilih pileg pilpres akan berbeda jauh dengan pilkada serentak.
Bedanya tandem yang berjalan adalah caleg saat pemilu (Banyak), sekarang adalah pasangan calon (sedikit), mereka harus banyak keluar keringat untuk bisa mendongkrak partisipasi pemilih yang bisa saja apatis saat tanggal 27 November 2024. Dan itu sangat berpengaruh dalam Upaya pencapaian kemenangan yang di di tuju.
Tandem Pasangan Calon
Partai politik pengusung pasangan calon hampir dapat di pastikan linier antara calon gubernur dan wakil gubernur dengan calon bupati dan wakil bupati serta calon walikota dan wakil walikota di seluruh daerah Indonesia. Oleh sebab itu pemanfaatan kerja bareng dalam rangka masa tahapanan kampanye, menjadi trend pilkada serentak mengonsolidasikan mesin partai khususnya, namun jika itu bisa dimaksimalkan.
Dinamika tandem mesti di lihat positif, kenapa demikian? karena pasangan calon gubernur memiliki kaki-kaki sebagai kepanjangan tangan dalam rangka memobilisasi Gerakan politik di bawah, apalagi jika jangkauan wilayah yang sangat luas dan padat seperti daerah-daerah jawa, apalagi wilayah luar jawa yang sulit di jangkau.
Mesin partai mesti bergerak dan sudah memanas dalam rangka menghimpun kekuatan yang besar, karena sudah menjadi kesepakatan Bersama menuntaskan hasil putusan DPP dalam mengusung sosok atau pasangan calon. Meskipun kita ketahui mesin partai politik belum begitu optimal dalam rangka meningkatkan variable popularitas dan elektabilitas, apalagi mendongkrak pasangan calon dan tandemnya.
Menjalin hubungan yang baik dengan Masyarakat pemilih menjadi harga mati bagi calon, namun proses tersebut harus dilakukan sampai menyentuh titik strategis yang di butuhkan oleh pemilih. Tanggung renteng menjadi kewajiban dalam rangka optimalisasi Tandem, untuk meningkatkan pengenalan sosok calon pada level terbawah. Dengan demikian konsep kerja bareng atau kolaborasi menjadi efektif, efektivitas tersebut dapat di ciptakan dan harus di jalankan dengan tepat dan sistemik.
Untung Rugi Tandem Pilkada
Kemampuan modal menjadi perhatian utama dalam rangka meningkatkan kerja tandem pasangan calon, sama halnya Ketika PILEG yang lalu, ada yang mendominasi dalam menopang kemampuan cost politik. Selain jangankauan nya beda dengan daerah pemilihan, maka oleh karena itu akan banyak kelemahan yang di dapat, namun diantara kelemahan yang ada, ada peluang yang bisa di dapat dan dimaksimalkan.
Sistem penguatan jaringan menjadi modal besar, selain mesin partai yang bisa dianggap “mogok” dalam memperjuangkan dan memenangkan pasangan calon. Karena di sana akan ada jaringan yang berlapis dan kokoh, bukan hanya banyak jaringan namun tidak memiliki visi dan misi memperjuangkan pasangan calon.
Sejauh mana tim sukses dapat memaintence jaringan dan mesin partai, di pastikan proses kampanye yang di lakukan dengan waktu yang singkat, akan dapat di maksimalkan dengan baik dan sesuai harapan. Mendongktak popularitas dan elektabilitas akan lebih mudah, meramaikan dan mempublikasikan diri dengan strategi Bahan kampanye dan pertemuan terbatas dan di akhiri dengan Kampanye terbuka, sebagai bentuk show of dukungan terhadap pasangan calon.
Selain metode debat publik yang di laksanakan oleh penyelenggara kampanye, menjadi variable ampuh untuk membuktikan kualitas pasangan calon kepada masyarakat pemilih. Dengan menawarkan program-program yang populis dan dekat dengan kebutuhan Masyarakat, dengan kondisi yang ada sekarang. Pada akhirnya siapa yang bersungguh-sungguh berjuang maka dia akan menuai hasilnya.